Beragama dalam Keberagaman

Asliah Zainal

Abstract


Abstrak:
Berbagai macam pertikaian dan konflik agama atau atas nama agama telah
membuat nilai-nilai universal kemanusiaan menjadi terciderai. Konflik
berdarah yang mewarnai sejarah kemanusiaan disebabkan oleh otoritas teks
suci agama yang diinterpretasi secara sempit dan eksklusif yang berujung
pada truth claim. Masing-masing agama memiliki otoritas klaim kebenaran
tersendiri yang agaknya semakin melegalkan konflik atas nama agama.
Dalam kondisi demikian, pluralitas menjadi hal yang niscaya. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempersempit ruang dan waktu bagi
berbagai macam manusia di muka bumi sehingga tercipta sesuatu yang
disebut global village (perkampungan global/dunia). Bumi yang sama yag
dipijak manusia juga mengharuskan sebuah tanggung jawab bersama untuk
menjaga dan menjamin kedamaian dan harmonisasi di dalamnya.Karena
itulah, pluralitas mensyaratkan adanya dialog keterbukaan. Dalam dialog
antaragama, semua peserta dialog duduk bersama-sama bukan
membicarakan perbedaan-perbedaan, akan tetapi persamaan-persamaan
yang menuntun pada pola interaksi yang positif dan aktif. Pendeknya,
dialog mengharuskan para peserta dialog untuk memandang bahwa semua
memiliki derajat, kedudukan, dan kepentingan serta cita-cita bersamauntuk
mewujudkan kehidupan yang humanis, damai, dan penuh cinta kasih.
Kata Kunci: Eksklusif, Inklusif, Pluralitas, Dialog, Konflik Agama


Full Text:

Untitled


DOI: http://dx.doi.org/10.31332/ai.v8i2.167

Copyright (c) 2015 Al-Izzah



SERTIFIKAT-SINTA-3-AL-IZZAH


Web
Analytics

View My Stats