Eksistensi dan Koeksistensi Budaya Tionghoa dalam Masyarakat Jawa Yogyakarta

Asyifa Nadia Jasmine, Mohamad Yusuf, Irwan Abdullah

Abstract


Eksistensi etnis Tionghoa di Jawa telah berkontribusi pada lahirnya pola kehidupan sosial budaya yang multikultural. Keberagaman budaya tersebut merepresentasikan budaya Tionghoa dan budaya Jawa yang seimbang dan harmonis. Koeksistensi yang terbentuk telah menciptakan ruang budaya yang integratif dan akomodatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan melihat lebih dalam eksistensi dan koeksistensi budaya Tionghoa di tengah mayoritas Jawa di Yogyakarta. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi di Ketandan, sebuah kampung Cina di kota Yogyakarta. Berbagai perayaan dan festival budaya yang menjadi bagian dari agenda masyarakat Kota Yogyakarta dilihat dalam menguji tingkat penerimaan budaya Tionghoa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksistensi budaya Tionghoa di Yogyakarta ditanggapi secara positif dan diakui keberadaannya. Budaya Tionghoa dapat hadir secara dinamis di tengah mayoritas Jawa. Hal tersebut telah membentuk koeksistensi budaya yang berkeseinambungan. Koeksistensi dua etnis, di mana budaya Tionghoa dan budaya Jawa dapat hadir berdampingan tanpa kesenjangan atau kecemburuan sosia, telah berhasil menjadi solusi untuk merawat keberagaman budaya.


Keywords


Eksistensi Budaya, Koeksistensi Budaya, Etnis Tionghoa, Budaya Tionghoa, Masyarakat Jawa

Full Text:

PDF

References


Agnihotri, Seema. “Critical Reflection on the Role of Education as a Catalyst of Peace-Building and Peaceful Coexistence.” Universal Journal of Educational Research 5, no. 1 (2017): 911–17. doi:10.13189/ujer.2017.050601.

Akbar, Muhammad Bintang, and Wawan Darmawan. “Pendidikan Multikultural Melalui Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Kreatif.” Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru 8, no. 1 (2022): 92–98. doi:10.51169/ideguru.v8i1.449.

Arifin, Evi Nurvidya, M Sairi Hasbullah, and Agus Pramono. “Chinese Indonesians: How Many, Who and Where?” Asian Ethnicity 18, no. 3 (2017): 310–29. doi:10.1080/14631369.2016.1227236.

Chang Yau, Hoon. “Evolving Chineseness, Ethnicity and Business: The Making of the Ethnic Chinese as a ‘Market-Dominant Minority’ in Indonesia.” In Indonesia, 107–27, 2013. doi:10.1142/9789814452427_0005.

Halim, G, and D T Widyastuti. “Kajian Townscape Koridor Kawasan Pecinan.” In Prosiding Seminar Nasional Desain Dan Arsitektur, 2:613–619, 2019.

Harjatanaya, Tracey Yani, and Chang Yau Hoon. “Politics of Multicultural Education in Post-Suharto Indonesia: A Study of the Chinese Minority.” Compare 50, no. 1 (2020): 18–35. doi:10.1080/03057925.2018.1493573.

Jatmiko, Mochamad Iqbal. “Hibridisasi Masyarakat Tionghoa Di Kecamatan Lasem Pasca-Reformasi.” Umbara 4, no. 2 (2019): 101. doi:10.24198/umbara.v4i2.21697.

Kumala, T. “Building on Architectural Characteristics of Peranakan Chinese House in Straits Settlements and Chinatown of Yogyakarta, Indonesia: Ketandan, Pajeksan.” Journal of Architectural Research and Education 4, no. 1 (2022): 38–47. doi:10.17509/jare.v4i1.44716.

Maulana, Rezza. “Dari Imlek Di Mesjid Ke Pengajian Imlek :,” 2011, 213–32.

Mujib, I. “Pembauran Agama Dan Strategi Politik Kebudayaan.” Jurnal El-Harakah 10, no. 3 (2008): 167–186.

Nugraha, D H, and D Febrianty. Kawasan Permukiman Tionghoa Dan Akulturasi Di Kampung Ketandan Yogyakarta. Seminar Nasional SCAMN, 2015.

Panggabean, Samsu Rizal, and Benjamin Smith. “Explaining Anti-Chinese Riots in Late 20th Century Indonesia.” World Development 39, no. 2 (2011): 231–42. doi:10.1016/j.worlddev.2009.11.036.

Prasetyo, Yudi. “Sejarah Komunitas Tionghoa Di Yogyakarta 1900-1942.” EDUKASI 1, no. 1 (2015): 19–32.

Stenberg, J. “Wayang Potehi: Glove Puppets in the Expression of Sino-Indonesian Identity.” Journal of Southeast Asian Studies 46, no. 3 (2015): 391–416. doi:10.1017/S0022463415000314.

Sudono, Suhartono, and G L Simatupang. “Imlek,’identitas’dan’multikulturalisme’’ Di’yogyakarta’ ’ ’.” ATRAT: Jurnal Seni Rupa 1, no. 1 (2013): 66–75.

Tanomi, E, and E Christiana. “Akulturasi Budaya Tionghoa Dan Jawa Dalam Pertunjukan Liong Batik Dan Wacinwa Di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Tahun 2015.” Century: Journal of Chinese Language, Literature and Culture 2, no. 1 (2014): 108–122.

Tjiook, W. “Pecinan as an Inspiration.” Wacana 18, no. 2 (2017): 556–580. doi:10.17510/wacana.v18i2.596.Wiwi.

Walujono, A. “The Discrimination of the Ethnic Chinese in Indonesia and Perceptions of Nationality.” Scripps Senior Theses, 2014. https://scholarship.claremont.edu/scripps_theses/508/.

Winaja, I W, I.W.S.W. Prabawa, and P R Pertiwi. “Acculturation and Its Effects on t He Religious and Ethnic Values of Bali’s Catur Village Community I Wayan Winaja 1 , I Wayan Sukma Winarya Prabawa 2 , & Putu Ratih Pertiwi 3.” Journal of Social Studies Education Research 10, no. 3 (2019): 249–275.

Winarnita, M, C Chan, and L Butt. “Narratives of Exile Twenty Years on: Long-Term Impacts of Indonesia’s 1998 Violence on Transnational Chinese-Indonesian Women.” Identities 27, no. 2 (2020): 191–209. doi:10.1080/1070289X.2018.1537639.

Zhang, X. “On Cultural Coexistence in an Age of Globalization.” International Journal of Education and Research 4, no. 6 (2016): 163–168.




DOI: http://dx.doi.org/10.31332/ai.v0i0.5843

Copyright (c) 2023 Asyifa Nadia Jasmine, Mohamad Yusuf, Irwan Abdullah

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

SERTIFIKAT-SINTA-3-AL-IZZAH


Web
Analytics

View My Stats