SIFAT BERLEBIH LEBIHAN DALAM BERAGAMA (KAJIAN MA’NĀ CUM-MAGHZĀ TERHADAP QS. AL-NISĀ’/4:171)
DOI:
https://doi.org/10.31332/elmaqra.v4i2.9818Keywords:
berlebih lebihan, Ma’n?, Cum-maghz?, QS. al-Nis?’/4, 171Abstract
Tulisan ini bertujuan untuk menelusuri konsep sifat berlebih lebihan dalam penafsiran tafsir klasik dan kontemporer terhadap QS. al-Nisā/4:171, menganalisa penafsiran al-Nisā’/4:171 perspektif ma’nā cum-maghzā, serta mengetahui relevansi guluw dalam QS. al-Nisā’/4:171 di era kekinian. Penelitian ini berbasis kualitatif atau library search (kepustakaan) dengan menggunakan pendekatan teks dan konteks melalui kerangka ma’nā cum-maghzā yang digagas oleh Sahiron Syamsuddin yaitu dengan mendeskripsikan guluw pada abad ke-7, Intratekstual dan Intertekstualitas (analisis linguistik), melihat historis secara mikro maupun makro dan mengungkap signifikansi ayat. Adapun hasil temuan dengan tinjauan analisis tekstual mengungkap guluw dalam QS. al-Nisā’/4:171 menjelaskan tentang sikap berlebih-lebihan, melampaui batas, keterlaluan, pemujaan, dan pengukultusan sehingga menjadikan seorang Nabi menjadi Tuhan yang mereka sembah. Dengan tinjauan analisis historis pada QS. al-Nisā’/4:171 menunjukkan awal mula munculnya perilaku tersebut karena adanya rasa kesombongan yang ada di hati para pemuka agama sehingga menyembunyikan kebenaran yang sebenarnya dari kaumnya para Ahl Al-Kitab. Kemudian, melalui analisis tekstual dan konteks historis, sikap guluw yang terjadi di era kekinian ini dapat dilihat dari berlebihan dalam bermahabbah kepada seorang Habib, Kyai, dan Ustadz. Bahkan tak jarang sampai mengkultuskan mereka. Implikasi dari kajian tersebut bahwa QS. al-Nisā’/4:171 sebenarnya mampu menjadi solusi di tengah-tengah permasalahan masyarakat. Larangan untuk tidak bersikap berlebih-lebihan (guluw) dan anjuran untuk menyampaikan kebenaran yang terdapat pada QS. al-Nisā’/4:171 harus dikaji lagi agar memperoleh maksud utama ayat untuk konteks kekinian.
References
Afroni, S. (2016). Makna Guluw Dalam Islam Benih Ekstremisme Beragama.
Ahmad, A. (2012). Metodologi Pemahaman Hadits; Kajian Ilmu Ma’ani al-Hadis. Makassar: Alauddin University Press.
Ahmad, S. (2018). Asba>b Nuzu>l: urgensi dan fungsinya dalam penafsiran ayat al- Qur'an.
Aisha, U. N. (2021). Islam Kafah Dalam Tafsir Kontekstual : Interpretasi Ma'nā Cum-Maghzā Dalam QS Al-Baqarah (2) : 208. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Al-Ashfaha>ni. Ar-Raghib. (2009). Al-Mufradat fi Gharibil Qur’an. Jeddah: Da>r al-Basyi>r
Baidan, Nasaruddin, dan Aziz, Erwati. (2016). Metodologi Khusus Penelitian Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Basyir, A. U. (2004). Apa dan Bagaimana Ghuluw (Sikap Berlebihan). September.
Al-Da>magha>ni, al-H}usain bin Muh}ammad. (1085). Qa>mu>s al-Qur’a>n au is}hla>h al-Wuju>h wa al-Naz}a>ir fi> al-Qur’a>n al-Kari>m. Bairut: Da>r al-’ilm
Al-Darwi>syi, Muhyiddin. (1992). ‘Irab Al-Qur’a>n al-Kari>m wa Baya>nuh. Suriah : Da>r al-Irsyad. Cetakan ke 3.
Dewi, I. (2018). Makna Ru>h} Kajian Ilmu Al-Wuju>h. Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam.
Fatimah, S. (2021). Geliat penafsiran kontemporer: kajian multi pendekatan. 4, 170–185.
Firdausiyah, U. W. (2021). Urgensi Ma'nā Cum-Maghzā Di Era Kontemporer Studi Penafsiran Sahiron Syamsuddin Atas Q 5:51. Jember: Universitas Islam Negeri KH Achmad Shiddiq.
Fauzan, A. (2003). Ghuluw (Sikap Berlebihan Dalam Agama) : Sebuah Kajian atas QS. Al-Nisa>’/4 Ayat171 dan QS. Al-Ma’ida>h/5 Ayat 77.
Husna, N. (2018). Ghuluw Dalam Al-Qur'an ( Kajian Tematik ).
Husnia, Z. M. (2018). Ghuluw dalam Beragama Perspektif Wahbah al- Zuhaili>.
Luwaihiq‚ Abdurrahaman bin Μu’ allaq. (2003). Al-Ghuluw Benalu dalam BerIslam‚ penerjemah Oleh Kathur Suhadi. Jakarta: CV. Darul Falah.
Manz}u>r, al-Ibn. (1119) Lisa>n al-A’rabi. Al-Nasyir: Da>r al-Ma’a>rifah.
Al-Maragi, A. M. (1992). Tafsir Al-Maragi. Terj. Hery et al.. Semarang: PT. KaryaToha Putra Semarang. Cetakan Kedua. Jilid Ke 6
Kementrian Agama RI. (2010). Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: PT Tehazed.
Khoiriyah, W. (2021). Al-ghuluww fi al-di>n (studi ma’anil hadis sunan an-nasa’i no indeks 3057).
Μotinggo‚ Q. R. (2004). Keajaiban Cinta: Μembuat Hidup Lebih Berenergi dan Dinamis. (Jakarta: Hikmah).
Muhammaddin, Kebutuhan Manusia Terhadap Agama. JIA/Juni 2013/ Th.XIV/ 1/99-144.
Al-Munawwir, A. W. (2000). Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap. Yogyakarta: Pustaka Progressif.
Najah, M. (2021). Isra>f Dalam Pengelolaan Harta Menurut Sayyid Qut}b Dalam Kitab Tafsir Fi> Z}ila>lil Qur’a>n.
Pintoko, N. A. (2022). Metode Penafsiran Al-Qur'an Kontemporer ; Pendekatan Ma'na> Cum Maghza> Oleh Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, MA. 2(1), 250–258.
Pratiwi, R. N. H. (2020). Ekstremisme Perspektif Al-Qur’an (Studi Komparatif Tafsir Al-Kasyaf Karya Az-Zamakhsyari dan Mafatih Al-Ghaib Karya Fakhruddin Ar-Razi). 14210603, 115.
Al-Qurtu>bi, Syaikh Imam. (2013). Tafsir Al-Qurtu>bi. Penerjemah. Ahmad Rijali Kadir,. Jakarta: Pustaka Azzam. Jilid 6
Sanaky, Hujair A. H. (2008). Metode Tafsir Perkembangan Metode Tafsir Mengikuti Warna Atau Corak Mufassirin. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Shihab, M. Q. (2000). Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, volume 2, cet. ke-I (Ciputat: Lentera Hati).
Shihab, Muhammad Quraish. (2013) Kaidah Tafsir. Syarat, Ketentuan dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami Ayat-Ayat al-Qur’an. Tanggerang: Lentera Hati.
Suharso‚ A. R. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia‚ (Semarang: Widya Karya)
Saefuddin, A. (2017). Al-Guluw Dalam Al-Kutub Al-Tis’ah (Studi Kritis Terhadap Sikap Keberagamaan Islam Kontemporer).
Syamsuddin, S. (2020). Pendekatan Ma'nā Cum-Maghzā atas Al-Qur'an dan Hadits: Menjawab Problematika Sosial Keagamaan Di Era Kontemporer.
Syamsuddin, S. (2017). Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur'an (2th ed.,). Yogyakarta : Pesantren nawesea press
Al-T{abari>, I. J. (2014). Tafsir Al-T{abari. (6th ed.,). Beirut: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah. Jilid 8
Widyaastri, S. (2019). Hijrah Nabi Muhammad Saw. Jakarta : Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah.
Wulandari, S. (2021). Hadis Tentang Al-Ghuluw Fi Al-Din Dalam Kitab Sunan Ibn Majah No. Indeks 3029. 3029.
Yaqut, M. S. ‘Irab al-Qur’an al-Kari>m. Mesir: Da>r al-Ma’rifah al-Ja>miah
Zaifamina, M. I. F. (2020). Dialektika Kenabian Dan Keilahian Isa Al- Masih: Perspektif Tasawuf Ibn ‘ Arabi.
Al-Zuhaili>, Wahbah. (2016). Al-Tafsi>r al-Muni>r fi al-Aqi>dah wa Asy-Syari>’ah. Terj. Abdul Hasyyie al-Kattani et al,. Jakarta: Gema Insani. Jilid 3
Ahmad, A. (2012). Metodologi Pemahaman Hadits; Kajian Ilmu Ma’ani al-Hadis. Makassar: Alauddin University Press.
Ahmad, S. (2018). Asba>b Nuzu>l: urgensi dan fungsinya dalam penafsiran ayat al- Qur'an.
Aisha, U. N. (2021). Islam Kafah Dalam Tafsir Kontekstual : Interpretasi Ma'nā Cum-Maghzā Dalam QS Al-Baqarah (2) : 208. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Al-Ashfaha>ni. Ar-Raghib. (2009). Al-Mufradat fi Gharibil Qur’an. Jeddah: Da>r al-Basyi>r
Baidan, Nasaruddin, dan Aziz, Erwati. (2016). Metodologi Khusus Penelitian Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Basyir, A. U. (2004). Apa dan Bagaimana Ghuluw (Sikap Berlebihan). September.
Al-Da>magha>ni, al-H}usain bin Muh}ammad. (1085). Qa>mu>s al-Qur’a>n au is}hla>h al-Wuju>h wa al-Naz}a>ir fi> al-Qur’a>n al-Kari>m. Bairut: Da>r al-’ilm
Al-Darwi>syi, Muhyiddin. (1992). ‘Irab Al-Qur’a>n al-Kari>m wa Baya>nuh. Suriah : Da>r al-Irsyad. Cetakan ke 3.
Dewi, I. (2018). Makna Ru>h} Kajian Ilmu Al-Wuju>h. Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam.
Fatimah, S. (2021). Geliat penafsiran kontemporer: kajian multi pendekatan. 4, 170–185.
Firdausiyah, U. W. (2021). Urgensi Ma'nā Cum-Maghzā Di Era Kontemporer Studi Penafsiran Sahiron Syamsuddin Atas Q 5:51. Jember: Universitas Islam Negeri KH Achmad Shiddiq.
Fauzan, A. (2003). Ghuluw (Sikap Berlebihan Dalam Agama) : Sebuah Kajian atas QS. Al-Nisa>’/4 Ayat171 dan QS. Al-Ma’ida>h/5 Ayat 77.
Husna, N. (2018). Ghuluw Dalam Al-Qur'an ( Kajian Tematik ).
Husnia, Z. M. (2018). Ghuluw dalam Beragama Perspektif Wahbah al- Zuhaili>.
Luwaihiq‚ Abdurrahaman bin Μu’ allaq. (2003). Al-Ghuluw Benalu dalam BerIslam‚ penerjemah Oleh Kathur Suhadi. Jakarta: CV. Darul Falah.
Manz}u>r, al-Ibn. (1119) Lisa>n al-A’rabi. Al-Nasyir: Da>r al-Ma’a>rifah.
Al-Maragi, A. M. (1992). Tafsir Al-Maragi. Terj. Hery et al.. Semarang: PT. KaryaToha Putra Semarang. Cetakan Kedua. Jilid Ke 6
Kementrian Agama RI. (2010). Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: PT Tehazed.
Khoiriyah, W. (2021). Al-ghuluww fi al-di>n (studi ma’anil hadis sunan an-nasa’i no indeks 3057).
Μotinggo‚ Q. R. (2004). Keajaiban Cinta: Μembuat Hidup Lebih Berenergi dan Dinamis. (Jakarta: Hikmah).
Muhammaddin, Kebutuhan Manusia Terhadap Agama. JIA/Juni 2013/ Th.XIV/ 1/99-144.
Al-Munawwir, A. W. (2000). Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap. Yogyakarta: Pustaka Progressif.
Najah, M. (2021). Isra>f Dalam Pengelolaan Harta Menurut Sayyid Qut}b Dalam Kitab Tafsir Fi> Z}ila>lil Qur’a>n.
Pintoko, N. A. (2022). Metode Penafsiran Al-Qur'an Kontemporer ; Pendekatan Ma'na> Cum Maghza> Oleh Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, MA. 2(1), 250–258.
Pratiwi, R. N. H. (2020). Ekstremisme Perspektif Al-Qur’an (Studi Komparatif Tafsir Al-Kasyaf Karya Az-Zamakhsyari dan Mafatih Al-Ghaib Karya Fakhruddin Ar-Razi). 14210603, 115.
Al-Qurtu>bi, Syaikh Imam. (2013). Tafsir Al-Qurtu>bi. Penerjemah. Ahmad Rijali Kadir,. Jakarta: Pustaka Azzam. Jilid 6
Sanaky, Hujair A. H. (2008). Metode Tafsir Perkembangan Metode Tafsir Mengikuti Warna Atau Corak Mufassirin. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Shihab, M. Q. (2000). Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, volume 2, cet. ke-I (Ciputat: Lentera Hati).
Shihab, Muhammad Quraish. (2013) Kaidah Tafsir. Syarat, Ketentuan dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami Ayat-Ayat al-Qur’an. Tanggerang: Lentera Hati.
Suharso‚ A. R. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia‚ (Semarang: Widya Karya)
Saefuddin, A. (2017). Al-Guluw Dalam Al-Kutub Al-Tis’ah (Studi Kritis Terhadap Sikap Keberagamaan Islam Kontemporer).
Syamsuddin, S. (2020). Pendekatan Ma'nā Cum-Maghzā atas Al-Qur'an dan Hadits: Menjawab Problematika Sosial Keagamaan Di Era Kontemporer.
Syamsuddin, S. (2017). Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur'an (2th ed.,). Yogyakarta : Pesantren nawesea press
Al-T{abari>, I. J. (2014). Tafsir Al-T{abari. (6th ed.,). Beirut: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah. Jilid 8
Widyaastri, S. (2019). Hijrah Nabi Muhammad Saw. Jakarta : Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah.
Wulandari, S. (2021). Hadis Tentang Al-Ghuluw Fi Al-Din Dalam Kitab Sunan Ibn Majah No. Indeks 3029. 3029.
Yaqut, M. S. ‘Irab al-Qur’an al-Kari>m. Mesir: Da>r al-Ma’rifah al-Ja>miah
Zaifamina, M. I. F. (2020). Dialektika Kenabian Dan Keilahian Isa Al- Masih: Perspektif Tasawuf Ibn ‘ Arabi.
Al-Zuhaili>, Wahbah. (2016). Al-Tafsi>r al-Muni>r fi al-Aqi>dah wa Asy-Syari>’ah. Terj. Abdul Hasyyie al-Kattani et al,. Jakarta: Gema Insani. Jilid 3
Downloads
Published
2024-12-02
How to Cite
Irmayanti, S. H., Akbar, M., & Safrudin, M. (2024). SIFAT BERLEBIH LEBIHAN DALAM BERAGAMA (KAJIAN MA’NĀ CUM-MAGHZĀ TERHADAP QS. AL-NISĀ’/4:171). El-Maqra’: Tafsir, Hadis Dan Teologi, 4(2), 37–48. https://doi.org/10.31332/elmaqra.v4i2.9818
Issue
Section
Articles







