SIMBOLISME QS. AL-FATIHAH DALAM TRADISI PENANAMAN ARI-ARI BAYI DI MASYARAKAT BOMBANA
DOI:
https://doi.org/10.31332/elmaqra.v4i2.10285Kata Kunci:
Kata Kunci, Resepsi fungsional Al Qur’an terhadap tradisi Qs. Al-FatihahAbstrak
Penelitian ini membahas tentang tradisi Penanaman ari ari anak bayi dengan menggunakan sobekan Qs Al-Fatihah. Penelitian ini merupakan salah satu bentuk tradisi yang hanya ditemukan di kalangan Masyarakat di Desa Watu-watu Kec Lantari Jaya Kab Bombana. tokoh yang melakukan tradisi ini biasanya disebut sebagai paksandro dengan adanya penomenal tersebut maka peneliti menganggap penting untuk diteliti lebih lanjut, terkait hubungan antara Al Qur’an dengan budaya, tradisi yang di peraktekkan oleh Masyarakat di Desa Watu-watu Kec Lantari Jaya Kab Bombana maka masalah yang di angkat dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pertama Bagaimanakah praktik penanam ari ari anak bayi dalam melakukan tradisi dengan menggunakan sobekan Qs Al-Fātiḥah sebagai media penanaman Ari Ari di desa Watu-watu kabupaten bombana kedua Bagaimana resepsi fungsional Al Qur’an dapat berkontribusi dalam mengembangkan wacana dari fungsi Al Qur’an sebagai media tanam ari ari ketiga Bagaimanakah dampak penanaman ari ari dengan menngunakan Qs Al-fatihah sebagai media penanam ari ari Bagaimana resepsifungsional Al-Qur’an dapat berkontribusi dalam mengembangkan wacana fungsi Al-Qur’an. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan sumber data primer dan skunder. Penelitian ini menerapkan pendekatan integrasi keilmuan antara studi Al-Qur’an, sosial dan historis Teknik pengumpulan data yang di lakukan didalam penelitian ini yaitu dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian Teknik analisis data yang digunakan di penelitian ini adalah analisis deskriptif, yang merupakan bentuk penelitian dengan cara mendeskripsikan data yang diperoleh. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa. Penelusuran penelitian tradisi penanaman Ari-ari bersumber dari turun temurun masyarakat setempat yang hingga saat ini masih ada, di dalam proses tradisi penanaman ari-ari ada beberapa tahapan yang di lakukan oleh pak sandro yakni menanam ari ari yang dalam pelaksanannya tak berhenti melafadzkan Qs Al-fatihah dan wirid hingga ari ari tersebut selesai di tanam.Qs Al-fatihah yang di gunakan sobekan al-Qur’an bisa berupa tulisan tangan dari ayat 1-7. Dalam tradisi tidak semua masyarakat desa melakukan tradisi penanaman ari ari. adapun resepsi Qs Al-fatihah yakni penanaman ari ari yamh melinatkan Qs Al-fatihah boleh dilakukan karena sesuai maknanya yakni sebagai do’a.
Referensi
Abidin, a. Z. (2013 ). Makna simbolik ritual ngobur tamoni (studi etnografi ritual ngobur tamoni di kelurahan pajagalan kecamatan kota sumenep kabupaten sumenep). Repostory.unair.
Arta, k. S. (2011 ). Prosesi upacara ari ari dengan sistem gantung (study kasus pada masyarakat desa adat bayung gede kabupaten bangli). Ejournal undiksha.
Asad, t. (1986). The idea of an anthropology of islam. Centre for contemporary arab studies, georgetown university. Https://doi.org/10.5250/quiparle.17.2.1
Ayu syafitri. (2019). Akulturasi islam dan budaya lokal (studi makna filosofis siraman tujuh bulanan di desa asem, kecamatan lemahabang, kabupaten cirebon ). 65–66.
Burga, m. A. (2019). Kajian kritis tentang akulturasi islam dan budaya lokal. Zawiyah: jurnal pemikiran islam, 5(1), 1–20.
al-bukhāri, m. Bin i. (2001). Saḥīh al-bukhārī. Dār iḥyā al-turāṣ al-islāmi.
Emzir, m. P. (2016). Metodologi penelitian kualitatif : analisis data (5th ed.).
Farihin, h. (2016). Semua ilmu ada dalam al-qur’an: telaah pemikiran al-suyūthiy dalam al-itqān fī ‘ ulūm. Kontemplasi, vol. 04(no. 01).
Gus arifin, s. W. (2018). Ensiklopedia fiqih wanita. Elex media komputindo.
Humairoh, s., & mufti, w. Z. (2021). Akulturasi budaya islam dan jawa dalam tradisi mengubur tembuni . Khazanah, 264.
Heriyanto, h. (2020). Mystical living qur’an: resepsi masyarakat bismo batang terhadap mushaf al-qur’an kuno. Nun: jurnal studi alquran dan tafsir di nusantara, 6(2), 1–26.
Heryani, e. V. I. (2019). Fenomena hujan dalam al-quran (studi komparatif kitab tafsir al-azhar dan al-mishbah). Http://e-theses.iaincurup.ac.id/, 91. Https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/372/1/skripsi huda %28hujan%29.pdf
Humairoh, s., & mufti, w. Z. (2021). Akulturasi budaya islam dan jawa dalam tradisi mengubur tembuni . Khazanah, 264.
Juabdin, h. (pendidikan islam). Manusia perspektif agama islam. 2020: 130.
Kailani, m. (2019). Konsep al-quran dalam penerimaan hidayah tentang perbuatan manusia. At-tibyan, 2(1), 36–54.
Marsali, a. (2016). Antropologi dan pembangunan indinesia. Prenada media.
Murni, d. (2017). Paradigma umat beragama tentang living quran (menautkan antara teks dan tradisi masyarakat). Jurnal al-qur'an dan keislaman, 73-86. Al-bukhāri, m. Bin i. (2001).
M. Quraish shihab. (2012). Al-lubab : makna, tujuan, dan pelajaran dari surah-surah / m. Quraish shihab ; penyunting, abd. Syakur dj. (1st ed.).
Muhammad, a. S. (2019). Membumikan ulumul qur’an (1st ed.).
Nasrullah, r. (2018). Komunikasi antar budaya. Prenada media.
Nahar, s. (2015). Studi ulumul quran (1st ed.).
Najib, m. A., & fata, a. K. (2020). Islam wasatiyah dan kontestasi wacana moderatisme islam di indonesia. Jurnal theologia, 31(1), 115–138.
Nurfuadah, h. (2017). Living quran: resepsi komunitas muslim pada alquran (studi kasus di pondok pesantren at-tarbiyyatul wathoniyyah desa mertapada kulon, kec. Astatana japura, kab. Cirebon). Diya al-afkar: jurnal studi al-quran dan al-hadis, 5(01), 125–139.
Oom mukarromah, m. H. (2013). Ulumul quran (1st ed.).
Rasid, r. (2021). Penanaman plasenta (erung) pada masyarakat di dusun panette kabupaten wajo (tinjauan semiotik)v. M
Rafiq, a. (2004). Pembacaan yang atomistik terhadap al-qur’an: antara penyimpangan dan fungsi. Jurnal studi ilmu-ilmu al-qur’an dan hadis, 5(1).
Rafiq, a. (2021). The living qur’an: its text and practice in the function of the scripture. Jurnal studi ilmu-ilmu al-qur’an dan hadis, 22(2), 469–484.
Rahmatullah. (2021). Aspek magic surat al-ikhlāṣ dalam kitab khazīnat al-asrār. Journal of qur’Ᾱn and hadῙth studies vol. 7 no. 1, january – june 2018 (42 - 60), 10(1), 73–93.
Sarbini, n. F. (2019). Tradisi korongtigi dalam adat pernikahan masyarakat bangkalaloe kabupaten jeneponto (akulturasi budaya).
Sunyoto, a. (2016). Eksistensi islam nusantara. Mozaic: islam nusantara, 2(2), 31–42.
Syahbah, m. Bin m. A. (1992). Al-madkhal li al-dirāsāt al-qur’ān al-kārim. Maktabah al-sunnah.
Al-sijistānī, a. D. S. Bin al-a. Bin i. (2009). Sunan abī daud. Dār al-risālah al-‘ilmiah.
Sadili, h. (1993). sossiologi untuk masyarakat indonesiaa. Jakarta: pt rineka.
Sinaga, r. S. (2018). Mitos medem ari ari pada masyarakat jawa di desa sidohaarjo kabupaten lampung selatan .
Tjetjep samsuri, m. P. (2003). Kajian teori , kerangka konsep dan hipotesis dalam penelitian. Kajian teori, kerangka konsep dan hlpotesls dalam penelltl an, 1–7. Http://repository.unp.ac.id/1656/1/tjejep samsuri_209_03.pdf.
Trifonas, p. P. (2009). Deconstructing research: paradigms lost. International journal of research & method in education, 32(3), 297–308.
Winceh herlena, m. M. (2 oktober ). Resepsi qur’an surah al-fatihah dalam literatur keislaman pada masa abad pertengahan. Ilmu alquran dan taafsir, 252.
Yuliyanti, a. (2021). Makna dan tradisi prosesi khatam al-quran. 2(3), 174–181.
Arta, k. S. (2011 ). Prosesi upacara ari ari dengan sistem gantung (study kasus pada masyarakat desa adat bayung gede kabupaten bangli). Ejournal undiksha.
Asad, t. (1986). The idea of an anthropology of islam. Centre for contemporary arab studies, georgetown university. Https://doi.org/10.5250/quiparle.17.2.1
Ayu syafitri. (2019). Akulturasi islam dan budaya lokal (studi makna filosofis siraman tujuh bulanan di desa asem, kecamatan lemahabang, kabupaten cirebon ). 65–66.
Burga, m. A. (2019). Kajian kritis tentang akulturasi islam dan budaya lokal. Zawiyah: jurnal pemikiran islam, 5(1), 1–20.
al-bukhāri, m. Bin i. (2001). Saḥīh al-bukhārī. Dār iḥyā al-turāṣ al-islāmi.
Emzir, m. P. (2016). Metodologi penelitian kualitatif : analisis data (5th ed.).
Farihin, h. (2016). Semua ilmu ada dalam al-qur’an: telaah pemikiran al-suyūthiy dalam al-itqān fī ‘ ulūm. Kontemplasi, vol. 04(no. 01).
Gus arifin, s. W. (2018). Ensiklopedia fiqih wanita. Elex media komputindo.
Humairoh, s., & mufti, w. Z. (2021). Akulturasi budaya islam dan jawa dalam tradisi mengubur tembuni . Khazanah, 264.
Heriyanto, h. (2020). Mystical living qur’an: resepsi masyarakat bismo batang terhadap mushaf al-qur’an kuno. Nun: jurnal studi alquran dan tafsir di nusantara, 6(2), 1–26.
Heryani, e. V. I. (2019). Fenomena hujan dalam al-quran (studi komparatif kitab tafsir al-azhar dan al-mishbah). Http://e-theses.iaincurup.ac.id/, 91. Https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/372/1/skripsi huda %28hujan%29.pdf
Humairoh, s., & mufti, w. Z. (2021). Akulturasi budaya islam dan jawa dalam tradisi mengubur tembuni . Khazanah, 264.
Juabdin, h. (pendidikan islam). Manusia perspektif agama islam. 2020: 130.
Kailani, m. (2019). Konsep al-quran dalam penerimaan hidayah tentang perbuatan manusia. At-tibyan, 2(1), 36–54.
Marsali, a. (2016). Antropologi dan pembangunan indinesia. Prenada media.
Murni, d. (2017). Paradigma umat beragama tentang living quran (menautkan antara teks dan tradisi masyarakat). Jurnal al-qur'an dan keislaman, 73-86. Al-bukhāri, m. Bin i. (2001).
M. Quraish shihab. (2012). Al-lubab : makna, tujuan, dan pelajaran dari surah-surah / m. Quraish shihab ; penyunting, abd. Syakur dj. (1st ed.).
Muhammad, a. S. (2019). Membumikan ulumul qur’an (1st ed.).
Nasrullah, r. (2018). Komunikasi antar budaya. Prenada media.
Nahar, s. (2015). Studi ulumul quran (1st ed.).
Najib, m. A., & fata, a. K. (2020). Islam wasatiyah dan kontestasi wacana moderatisme islam di indonesia. Jurnal theologia, 31(1), 115–138.
Nurfuadah, h. (2017). Living quran: resepsi komunitas muslim pada alquran (studi kasus di pondok pesantren at-tarbiyyatul wathoniyyah desa mertapada kulon, kec. Astatana japura, kab. Cirebon). Diya al-afkar: jurnal studi al-quran dan al-hadis, 5(01), 125–139.
Oom mukarromah, m. H. (2013). Ulumul quran (1st ed.).
Rasid, r. (2021). Penanaman plasenta (erung) pada masyarakat di dusun panette kabupaten wajo (tinjauan semiotik)v. M
Rafiq, a. (2004). Pembacaan yang atomistik terhadap al-qur’an: antara penyimpangan dan fungsi. Jurnal studi ilmu-ilmu al-qur’an dan hadis, 5(1).
Rafiq, a. (2021). The living qur’an: its text and practice in the function of the scripture. Jurnal studi ilmu-ilmu al-qur’an dan hadis, 22(2), 469–484.
Rahmatullah. (2021). Aspek magic surat al-ikhlāṣ dalam kitab khazīnat al-asrār. Journal of qur’Ᾱn and hadῙth studies vol. 7 no. 1, january – june 2018 (42 - 60), 10(1), 73–93.
Sarbini, n. F. (2019). Tradisi korongtigi dalam adat pernikahan masyarakat bangkalaloe kabupaten jeneponto (akulturasi budaya).
Sunyoto, a. (2016). Eksistensi islam nusantara. Mozaic: islam nusantara, 2(2), 31–42.
Syahbah, m. Bin m. A. (1992). Al-madkhal li al-dirāsāt al-qur’ān al-kārim. Maktabah al-sunnah.
Al-sijistānī, a. D. S. Bin al-a. Bin i. (2009). Sunan abī daud. Dār al-risālah al-‘ilmiah.
Sadili, h. (1993). sossiologi untuk masyarakat indonesiaa. Jakarta: pt rineka.
Sinaga, r. S. (2018). Mitos medem ari ari pada masyarakat jawa di desa sidohaarjo kabupaten lampung selatan .
Tjetjep samsuri, m. P. (2003). Kajian teori , kerangka konsep dan hipotesis dalam penelitian. Kajian teori, kerangka konsep dan hlpotesls dalam penelltl an, 1–7. Http://repository.unp.ac.id/1656/1/tjejep samsuri_209_03.pdf.
Trifonas, p. P. (2009). Deconstructing research: paradigms lost. International journal of research & method in education, 32(3), 297–308.
Winceh herlena, m. M. (2 oktober ). Resepsi qur’an surah al-fatihah dalam literatur keislaman pada masa abad pertengahan. Ilmu alquran dan taafsir, 252.
Yuliyanti, a. (2021). Makna dan tradisi prosesi khatam al-quran. 2(3), 174–181.
Unduhan
Diterbitkan
2024-12-02
Cara Mengutip
Hidayanti, N., & Ikhsan, M. (2024). SIMBOLISME QS. AL-FATIHAH DALAM TRADISI PENANAMAN ARI-ARI BAYI DI MASYARAKAT BOMBANA. EL-MAQRA’, 4(2), 49–68. https://doi.org/10.31332/elmaqra.v4i2.10285
Terbitan
Bagian
Articles







