KONSEP ISTIṬĀ’AH DALAM AL-QUR’AN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KESIAPAN IBADAH HAJI DI KENDARI
DOI:
https://doi.org/10.31332/elmaqra.v5i2.12380Abstrak
Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang mensyaratkan istiṭā’ah (kemampuan) sebagai syarat wajib bagi calon jemaah. Penelitian ini bertujuan menganalisis makna istiṭā’ah dalam Al-Qur'an dan implikasinya terhadap kesiapan ibadah haji calon jemaah Kendari, Sulawesi Tenggara. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif-interpretatif, penelitian mengintegrasikan library research dengan analisis semantik kognitif pada tafsir Ibnu Katsir dan Al-Qurthubi, wawancara semi-terstruktur dengan 15 calon jemaah haji dari Kendari, dan analisis dokumen kebijakan haji. Analisis semantik kognitif menggunakan frame semantik Fillmore dan teori relevansi Sperber-Wilson menunjukkan bahwa istiṭā’ah merupakan konsep multidimensional mencakup kemampuan fisik, mental, finansial, dan spiritual yang berbeda dari sinonim seperti qudrah. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa calon jemaah Kendari telah menginternalisasi pemahaman holistik istiṭā’ah namun menghadapi tantangan kompleks: kesehatan dengan 73% jemaah memiliki komorbiditas, finansial dengan biaya haji Rp 46,2 juta versus pendapatan lokal Rp 3,5 juta per bulan, dan temporal dengan waiting list mencapai 14-38 tahun. Pemahaman holistik istiṭā’ah meningkatkan kepuasan ibadah hingga 52%, namun pemaknaan sempit dapat menyebabkan eksklusi sosial. Novelitas penelitian ini terletak pada integrasi pertama antara analisis semantik kognitif Al-Qur'an dengan data empiris konteks lokal, menunjukkan bahwa istiṭā’ah adalah konsep dinamis yang memerlukan kebijakan responsif terhadap realitas sosial-ekonomi jemaah untuk memastikan aksesibilitas ibadah haji yang lebih inklusif.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Citation Check
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Muh Rezky Alsyah Ananta, Irdawati Saputri, Mir'atul Hasanah

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.







