Media Sosial sebagai Ruang Kreasi Neologisme
Abstract
Komunikasi dan bahasa memiliki kaitan erat. Bahasa merupakan alat berkomunikasi. Di satu sisi, penggunaan bahasa dalam berkomunikasi mampu mempengaruhi pertumbuhan bahasa. Misalnya, yang terlihat dalam perkembangan media sosial. Proses komunikasi di media sosial melahirkan sebuah fenomena kebahasaan, yaitu munculnya kata-kata baru atau yang disebut dengan neologisme. Kehadiran neologisme dalam berkomunikasi tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan bahasa. Neologisme tersebut juga dapat mempengaruhi proses komunikasi sebab dalam berkomunikasi, partisipan (orang-orang yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut) harus mampu memahami bahasa yang digunakan dan unsur terkecil dari bahasa tersebut berupa kata. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian dengan sudut pandang kebahasaan terkait neologisme yang digunakan dalam berkomunikasi di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk-bentuk kreasi neologisme yang digunakan dalam media sosial serta makna kata tersebut dalam kaitannya dengan proses komunikasi. Penelitian ini merupakan studi tentang terapan inovasi leksikal. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tampak berbagai kreasi penciptaan neologisme yang umumnya berbentuk kata dasar. Hal ini menunjukkan bahwa dalam berkomunikasi, pengguna bahasa membutuhkan sebuah simbol bahasa yang lebih ringkas untuk menyampaikan suatu pesan. Meski demikian, bentuknya lebih ringkas, terdapat kerumitan khusus dalam bentuk neologisme yang digunakan dalam media sosial. Kerumitan tersebut merupakan ciri khusus yang dapat mengidentifikasi pengguna media sosial dalam suatu budaya popular.
Kata Kunci : Komunikasi, Neologisme, Media Sosial
Full Text:
PDFReferences
Cabré, M. Teresa. 1998. Terminology Theory, Methods and Applications. Diterjemahkan oleh Janet Ann De Cesaris. Amsterdam: John Benjamins Publishing Company.
Cabré. 2012. “Neology in Specialized Communication” dalam jurnal Terminology, Vol. 18. No. 1. Hlm. 1-8.
Creese, Sharon. 2017. Lexicographical Exploration of Neologism in Digital Age. Tracking New Words Online and Ccomparing Wiktionary Entries with ‘Traditional’ Dictionary Representation. Disertasi. Conventry University.
Guerra, Alexandre Rodriguez. 2016. Dictionaries of Neologisms : a Review and Proposals for Its Improvement. Berlin : De Gruyter.
Harya, Trisna Dinillah. 2016. “Language Change and Development: Historical Linguistics”, dalam Premise Journal, Vol. 5, No. 1, hlm. 103-117.
Khan, Mohsin. 2013. “Neologisms in Urdu: A Linguistic Investigation of Urdu Media”, dalam Language in India,Vol. 13:6, hlm. 818—826.
Kmail, Rahma Abd Al-Rahman Naji. 2016. The Tranlatability of English Social Media Neologisms into Arabic. Tesis. An-Najah National University.
Lee, Jongoh. 2010. “Lexicalization Patterns of Neologisms in Korean Under the Influence of English”, dalam International Area Review, Vol. 13, No. 3, hlm. 167—180.
Meyer, Charles F. 2009. Introduction English Linguistics. New York: Cambridge University.
Miller, D Gary. 2014. English Lexicogenesis. United Kingdom: Oxford University Press.
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: PT Alfabet.
Tarigan, Henry Guntur. 2011. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.
Zaim, M. 2014. Metode Penelitian Bahasa: Pendekatan Struktural. Padang: Sukabina Press.
Refbacks
- There are currently no refbacks.