Archives
2014
No 2 (2014): Vol. 7 No. 2 November 2014
Alhamdulillah, Jurnal al-Munzir Volume 7 Nomor 2, November 2014 ini bisa hadir kembali ke hadapan pembaca. Pada edisi ini diawali artikel berjudul Dakwah dan Jihad, Sebuah Gerakan Perdamaian yang ditulis oleh Akhmad Sukardi. Dari uraiannya, ia menyimpulkan bahwa dakwah merupakan panggilan suci untuk menyebarkan Islam, dan untuk tegaknya Islam diperlukan jihad dalam rangka merealisasikan ajaran Islam dalam masyarakat. Dengan demikian jihad merupakan pendekatan dakwah.
Artikel kedua berjudul Media Pembelajaran Bahasa Arab. Artikel yang ditulis oleh Aminudin ini menguraikan pentingnya media dalam membantu para pendidik dalam proses menyampaikan pesan pembelajaran agar lebih cepat dan mudah ditangkap oleh anak-anak didik. Bahkan media memiliki kekuatan-kekuatan yang positif dan sinergi yang mampu mengubah tingkah laku mereka ke arah perubahan positif.
Artikel ketiga berjudul Manajemen Dakwah Rasul saw. di Mekkah yang ditulis oleh Hasan Basri. Dalam uraiannya, penulis menekankan bahwa tahapan dakwah Nabi saw. merupakan metode (thariqah) dakwah baku untuk menegakkan Islam, sehingga umat Islam khususnya gerakan dakwah hari ini harus menapakinya sebagai thariqah yang tidak bisa diganti.
Artikel keempat berjudul Analisis Metodologi Tafsir al-Munir Karya Wahbah Zuhaily. Tulisan Muhammad Hasdin Has ini menjelaskan bahwa kitab tafsir al-Munir fi al-‘Aqidah wa al-Syari’ah wa al al-Manhaj karya Syekh Wahba Zuhaily adalah sebuah tafsir modern yang menawarkan sebuah sistem penulisan yang sederhana dengan pola susunan redaksi kalimat yang mudah dipahami, tetapi tetap mempertahankan konsistensi serta pemaparan masalah yang sistematis dalam lingkup tema pembahasan.
Tulisan kelima berjudul Pola Komunikasi Orang Tua dalam Pembentukan Akhlak Anak, ditulis oleh Nurdin. Dalam uraiannya, ia memaparkan proses pembentukan akhlak bagi anak-anak melalui peran orang tua dalam membuka kran komunikasi yang sehat bagi anak sehingga pendidikan berlangsung menyenangkan.
Artikel keenam ditulis oleh Rahmawati dengan judul Memahami Ajaran Fana, Baqa dan Ittihad dalam Tasawuf yang dipandang sebagai cikal bakal timbulnya ajaran kesatuan wujud atau ittihad. Artikel ketujuh ditulis oleh Ros Mayasari. Dalam tulisannya berjudul Religiusitas Islam dan Kebahagiaan, Sebuah Telaah dengan Perspektif Psikologi, penulis mengeskplorasi hubungan konsep kebahagiaan/kesejahteraan dalam psikologi dengan religiusitas Islam, yang menurutnya bisa berkontribusi langsung terhadap kebahagiaan seseorang atau tidak langsung melalui pemberian makna dan tujuan hidup manusia.
Artikel kedelapan berjudul Industrialisasi Media Massa dan Etika Jurnalistik. Tulisan Sri Hadijah Arnus ini mengemukakan adanya pergeseran orientasi media massa dari media yang semata-mata untuk informasi ke arah industrialisasi, dimana selain menyampaikan informasi, media juga memiliki kepentingan ekonomi yang berakibat sulitnya penegakan etika jurnalistik, apalagi kode etik yang dibuat oleh beberapa organsasi pers tidak memiliki implikasi hukum, sehingga kode etik dikembalikan kepada masing-masing pribadi yang terlibat dalam aktivitas di media massa.
Tulisan kesembilan berjudul Kepemimpinan Wanita Dalam Rumah Tangga (Telaah Hadis). Setelah membahas hadis yang berkaitan dengan kepemimpinan, Sulaemang L. dalam tulisannya menegaskan bahwa wanita sebagai isteri adalah pemimpin dalam rumah tangga, ia bertugas memenej urusan rumah tangga dan mendidik anak dengan sebaik-baiknya.
Artikel berikutnya berjudul Tauhid sebagai Essensi Ajaran Islam. Tulisan Tomo Paranrangi ini menegaskan bahwa tauhid adalah essensi Islam dan misi para Nabi dan Rasul. Karena itu, agama Islam menekankan pemurnian cara berpikir dengan berangkat dari tauhid, sekaligus mencela perbuatan syirik, takhayul dan khurafat yaitu berupa mitologi dan legenda-legenda karena karena di samping tidak ada manfaatnya juga menyesatkan.
Artikel terakhir berjudul Globalisasi Komunikasi dalam Hubungannya dengan Pendidikan di Indonesia. Artikel yang ditulis oleh Zulkifli M. ini menjelaskan fakta globalisasi yang melanda pendidikan di Indonesia yang ditandai dengan terjadinya ambivalensi, di satu sisi ingin mengejar ketertinggalan dan di sisi lain belum siap untuk mencapai kualitas tersebut, sehingga perlu adanya perombakan kebijakan pendidikan yang berpihak pada kaum miskin, dan menghentikan komersialisasi pendidikan.
Selamat membaca…!
Kendari, November 2014
Redaktur
Akhmad Sukardi