VOL 10 NO.2 NOVEMBER 2017
No 2 (2017)

Al-Munzir Volume 10 No. 2 November 2017 terdiri dari sembilan artikel. Artikel-artikel tersebut ditulis oleh para dosen Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, dosen Univeritas Muslim Indonesia Makassar, dosen Universitas Muhammadiyah Bengkulu, dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta serta Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gajamadah Yogyakarta. Artikel-artikel dalam Jurnal Al-Munzir ini adalah edisi kedua di tahun 2017.

Artikel-artikel dalam jurnal ini dikumpulkan dari para penulis lalu diolah dan diedit oleh penyunting/editor untuk disesuaikan dengan ketetuan dan gaya tulisan yang dipersyaratkan oleh Jurnal Al-Munir.

Artikel pertama ditulis oleh Aminudin yang mengangkat tema Dakwah dan Penguatan Keluarga”. Dakwah bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang di ridhoi Allah SWT. termasuk kehidupan dalam keluarga. Salah satu upaya dalam mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. diantaranya adalah melakukan pembinaan atau penguatan dalam sebuah keluarga khususnya dalam hal pembinaan agama yang baik. Dalam hal ini peran kepala keluarga sangat dibutuhkan untuk senantiasa memberikan pembinaan dan penguatan agama dalam keluarganya.

Artikel kedua ditulis oleh Amri dengan fokus kajian “Kemampuan Membaca Al-Quran Mahasiswa Program Studi Ilmu Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Kendari”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kendari yang memiliki kemampuan mengucapkan ayat-ayat Al-Qur’an secara benar berdasarkan dengan kaedah ilmu tajwid, akan tetapi, walaupun mereka dapat mengucapkan ayat-ayat Al-Qur’an secara benar sesuai dengan kaedah ilmu tajwid yang disebutkan di atas, namun mereka  tidak dapat menjelaskan tentang makhraj masing-masing huruf hijāiyyah baik yang ada padanannya dengan huruf bahasa Indonesia maupun yang tidak ada padanannya dengan huruf bahasa Indonesia.

     Artikel ketiga ditulis oleh Fatma Dian Pratiwi dengan tema “Praktek Negosiasi Identitas Kultural Para Pelaku Pernikahan Antarbangsa”. Fokus dari penelitian yang dilakukan oleh penulis ini adalah menggambarkan bagaimana pasangan dari berbagai bangsa dan budaya membentuk identitas dalam pernikahan mereka. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pasangan dengan budaya dan bangsa yang berbeda, Jawa dan Jepang, membentuk identitas pernikahan mereka sebagai identitas Jawa-Jepang.

Artikel keempat ditulis oleh Hadawiah. Artikel ini berbicara mengenai “Pola Komunikasi Pasangan Suami Istri Beda Budaya di Makassar”. Dalam tulisan tergambar jelas bagaimana komunikasi antarbudaya dalam memaknai simbol-simbol budaya dari pasangan suami istri yang berbeda budaya di Makassar, Terdapat bermacam-macam variasi untuk menguraikan sebuah bentuk perkawinan campuran yang dialami oleh sebuah keluarga dan pasangan kawin campur, antara lain yang dapat ditemukan dalam penelitian ini adalah  konsensus, kesamaan dan kesalahpahaman, penyesuaian, serta kontradiksi.  

Artikel kelima ditulis oleh Juliana yang mengangkat tema “Perspektif Industri Budaya dalam Film Religi (Kajian Terhadap Film Religi Indonesia Pasca Tahun 2008)”. Tulisan ini mengkaji tentang film religi pasca tahun 2008 sampai tahun 2016 yang bertujuan untuk mengidentifikasi sembilan korpus film dengan menggunakan empat strategi industri budaya dalam perspektif Adorno dan Horkheimer. Kajian terhadap film tersebut menunjukkan penggunaan empat strategi industri budaya dalam film religi Indonesia oleh produser dan sutradara untuk menghasilkan film yang mendatangkan keuntungan besar semata. Nilai-nilai religi cenderung hanya tampil sebagai simbol saja, dalam busana, properti dan percakapan. Agama telah menjadi salah satu komoditas.

Artikel keenam bertajuk Implikasi Internet Sebagai Media Interaktif Dalam Membangun Citra Aktor Politik”, yang ditulis oleh Maulana Adinata Dalimunthe. Dalam Artikel ini Penulis memaparkan bahwa Internet merupakan sebuah ruang elektronik yang menjadi semacam “kendaraan” bagi para aktor politik di manapun mereka berada dalam menjangkau publik. Demikian halnya dengan publik yang menggunakan internet sebagai media utama dalam mempelajari serta memahami berbagai informasi yang mereka perlukan seputar politik, sehingga internet menjadi ruang interaktif yang efektif guna membangun citra para aktor politik, di tengah krisis ruang yang mendera media cetak konvensional saat ini. Internet melalui fitur strategisnya mampu mereduksi jarak, ruang dan waktu.

Artikel ketujuh menghadirkan tema “Bayt al-muqaddas: Perspektif Sejarah dan Siyasa”.Dalam Tulisannya Muh.Ikhsan  memaparkan secara detail mengenai sejarah Jerusalem  atau Yerushaláyim (Yahudi-Hebrew) , dikenal juga sebagai al-Quds atau Baitul Maqdis (Arab-al-Sharif],  adalah The Holy Sanctuary yang merupakan kota tua penuh dengan cerita sejarah kontroversi dari sejak zaman purba hingga kini yang melibatkan 3 agama samawi besar di dunia yaitu: Yahudi, Nasrani dan Islam. Serta sebab-sebab teradinya pergolakan antara bangsa Arab Palestina dan bangsa Yahudi Israel hingga sekarang.  

Artikel kedelapan ditulis oleh Sitti Fauziah M.. Penulis menghadirkan topik “Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa”. Pada tulisan ini dipaparkan secara mendalam tentang berbicara, yang merupakan suatu sarana komunikasi, berbicara tidak hanya menyampaikan gagasan pembicara kepada pendengar, tetapi lebih jauh dari itu berbicara pun dilakuka dengan tujuan-tujuan yang beraneka ragam, sesuai dengan yang dibutuhkan seorang pembicara untuk melakukan pembicaraan. Sehingga sangat tepat apabila dikatakan bahwa seorang pembicara yang baik harus memiliki keterampilan dalam berbahasa. Dalam tulisan ini juga dipaparkan oleh penulis tentang teknik dalam berbicara yang baik sehingga dapat menjadi masukan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa untuk menjadi seorang pebicara yang baik.

Jurnal Al-Munzir Volume 10 No. 2 Noveber 2017 ini ditutup dengan Artikel yang ditulis  Zelfiah dengan tema Pengaruh Kompetensi Individu (Individual Competence) Terhadap Literasi Media Internet di Kalangan Siswa SMA IT Wahdah Islamiyah”. Artikel ini merupakan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa factor Communicative Abilities mempunyai pengaruh signifikan pada tingkat menengah terhadap kemampuan  literasi  media (internet) di kalangan siswa demikian dengan factor  technical skills dan variable Critical understanding menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terkait kemampuan menganalisa informasi berada pada tingkat menengah. Demikian pula terkait kemampuan membandingkan website untuk meninjau ulang informasi.  Dalam penelitian ini menemukan  fenomena menarik di        lingkungan Siswa SMA IT  Wahdah Islamiyah Makassar , bahwa siswa sudah tidak mengakses situs atau website  yang berbau pornografi atau yang mengandung music- musik baik secara  sengaja. Hal ini karena pihak sekolah  mengimplementasikan program internet sehat di sekolah seperti   yang   digagas pemerintah dan komunitas yang peduli terhadap  dampak  negatif dari internet.  Hal ini juga selaras  pada tujuan  umum dari sekolah Islam terpadu  yang harus selaras dengan misi penyelenggara pendidikan agama  islam.

Selamat Membaca....!!!

                                                               Kendari, November 2017

                                                               Redaktur,

 

 

                                                               Akhmad Sukardi

 

VOL 10 NO.1 MEI 2017
No 1 (2017)

Al-Munzir Volume 10 No. 1 Mei 2017 terdiri dari sepuluh artikel. Artikel-artikel tersebut ditulis oleh para dosen Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, dosen Fakultas Syariah IAIN Kendari dan dosen Univeritas Muslim Indonesia Makassar serta Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta. Artikel-artikel dalam Jurnal Al-Munzir ini adalah edisi pertama di tahun 2017.

Artikel-artikel dalam jurnal ini dikumpulkan dari para penulis lalu diolah dan diedit oleh penyunting/editor untuk disesuaikan dengan ketetuan dan gaya tulisan yang dipersyaratkan oleh Jurnal Al-Munir.

Artikel pertama ditulis oleh Akhmad Sukardi yang mengangkat tema “Urgensi Dakwah dalam Negara”. Keterkaitan antara Negara dan dakwah tercermin dalam perilaku Rasulullah saw. Beliau telah memikul dua tanggung jawab,sebagai  pemimpin agama yang punya kewajiban menyampaikan dakwah kepada umat dan sebagaikepala Negara, punya tanggung jawab bagi berlangsungnya kehidupan yang sejahtera lahir dan batin.Dakwah adalah sebuah proses atau kegiatan yang berkesinambungan terhadap aktivitas – aktivitas yang bertujuan untuk memperbaiki, membina, dan membentuk masyarakat yang bahagia dan sejahtera, sedang Negara yang dimaksud dalam tulisan ini adalah dukungan dan partisipasi negara terhadap proses penyampaian dakwah  baik negara pada zaman nabi Muhammad saw hingga negara Indonesia.

Artikel kedua ditulis oleh Amri dengan fokus kajian “Akhlak Kepada al-Qur’an”. Menurutnya, al-Qur’an mengisyaratkan bahwa manusia sejak lahir membawa dua potensi yaitu: potensi kefasikan dan potensi ketaqwaan. Kedua potensi ini memiliki keseimbangan, tidak berat sebelah. Perkembangan kedua potensi tersebut tergantung kepada manusia itu sendiri. Jika menusia itu mengembangkan potensi ketaqwaannya, maka dia menjadi orang yang bertaqwa dan berakhlak terpuji. Dan jika manusia itu mengembangkan potensi kafasikannya, maka dia menjadi orang yang fasik dan berakhlak tercela.

     Artikel ketiga ditulis oleh Aminudin dengan tema “Facebook Sebagai Media Dakwah”. Dalam pandangan penulis bahwa, Media dakwah, tidak cukup hanya mengandalkan media-media tradisional, seperti melalui ceramah-ceramah dan pengajian-pengajian yang masih menggunakan media komunikasi oral atau tutur. Penggunaan media-media komunikasi modern sesuai dengan taraf perkembangan daya pikir manusia harus dimanfaatkan sedemikian rupa, agar dakwah Islam lebih kena sasaran dan tidak out of date. Diantaranyaadalah facebook sebagai salah satu jaringan media sosial. Facebook sebagai salah satu media dakwah tidak dapat dipungkiri juga memiliki dampak positif dan negatif dalam menyampaikan dakwah.

Artikel keempat ditulis oleh Hadawiah. Artikel ini berbicara mengenai “Aktifitas Promosi dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Mahasiswa pada Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muslim Indonesia”. Dalam tulisan tergambar jelas Saat ini, persaingan perguruan tinggi baik negeri (PTN) dan swasta (PTS) di Indonesia dalam memperebutkan mahasiswa cukup berat. Penelitian ini bertujuan menganalisis Aktifitas promosi, efektifitas, dan faktor penghambat promosi dengan menggunakan metode campuran (mixed methode). Subyek dalam penelitian ini terdiri dari tim promosi dan calon mahasiswa baru Program Studi Ilmu Komunikasi UMI  sebanyak 60 orang.

 Artikel kelima ditulis oleh Mansur yang mengangkat tema “Dakwah dalam Bingkai Kebinekaan”. Menurut penulis bahwa membincangkan kebinekaan sama artinya kita menggugat eksistensi kemanusiaan manusia di permukaan bumi ini sebagai makhluk yang memang diciptakan oleh Allah secara berbeda. Betapa tidak, secara fitrah manusia diciptakan bersuku-suku, berbangsa-bangsa, beragam warna kulit dan bahasa bahkan agama. Karena itu, kebinekaan/keragaman ini menuntut kita untuk mampu mengakui perbedaan yang melahirkan sikap toleran terhadap berbagai macam keragaman tersebut. Saling mengklaim bahwa saya/kita/kami lah yang paling toleran terhadap perbedaan pada akhirnya menggiring pihak tersebut ke dalam kubangan intoleransi yang pada akhirnya anti kebinekaan/keberagaman. Keragaman/kebinekaan belakangan ini mendapat ujian berat oleh berbagai peristiwa sosial kemasyarakatan sehingga tulisan ini hadir sebagai wujud ikhtiar untuk menawarkan solusi agar kebinekaan dan keragaman ini tetap pada posisinya untuk menciptakan kerukunan.

Artikel keenam bertajuk “Jejak Karya dan Pemikiran Abdul Djabar Abu (Th. 1035-2000)”, yang ditulis oleh Muhammad Alifuddin. Penulis dengan sangat elegan memaparkan fakta historis kiprah seorang tokoh Sulawesi Tenggara. Abdul Djabbar Abu adalah tokoh yang penuh inovatif, hal ini dapat dilihat dari buah tangan beliau yang diwariskan kepada masyarakat Muslim yaitu sebuah pesantren Al-Munawwarah Konawe. Selain karya fisik Abdul Djabbar Abu juga memberikan sumbangan pemikiran tentang berbagai hal diantaranya tentang agama, adminsitrasi dan lingkungan hidup..

Artikel ketujuh ditulis oleh Rahmawati yang menghadirkan tema “Rabiatul Adawiah dan Pemikirannya”. Menurutnya bahwa Rabiatul Al-Adawiyah adalah salah satu sufi perempuan dari Basrah, beliau dilahirkan sekitar tahun 95-99H/713-717 M. Rabiatul Adawiyah adalah seorang sufi yang memberikan warna tersendiri dalam dunia tasawuf dengan pengenalan tasawufnya yang dikenal dengan konsef mahabbahnya. Konsep ini bercerita tentang bagaimana cintanya seorang hamba dengan khaliknya, bukan karena takut dengan siksa neraka atau mengharap surga tetapi cinta itu merupakan cinta yang tulus dengan tanpa mengharapkan balasan terhadap segala ibadah yang dilakukan. Cinta yang dimaksud oleh Rabiatul Adawiyah adalah cinta yang tumbuh karena cerahnya mata batin dalam melihat kemahlukan diri, serta kesadaran akan kasih sayang Allah yang selalu dirasakan tak pernah berhenti membelai dirinya..

Artikel kedelapan ditulis oleh Sitti Fauziah M.. Penulis menghadirkan topik “Pendekatan Pragmatik dalam Pengajaran Bahasa”. Dari tulisan ini diperoleh penjelasan bahwa pragmatik dapat dibedakan atas dua hal yaitu pragmatik sebagai sesuatu yang diajarkan dan pragmatik sebagai sesuatu yang mewarnai tindakan mengajar. Pragmatik yang dimaksudkan sebagai bahan pengajaran bahasa atau yang disebut juga “fungsi komunikatif” lazimnya disajikan di dalam pengajaran bahasa asing. Setiap bahasa memiliki sejumlah fungsi komunikatif dan di dalam fungsi komunikatif itu terdapat ujaran seperti “menyatakan setuju”, “menyatakan tidak setuju”, “menyatakan penolakan terhadap ajakan“, “menyatakan ucapan terima kasih”.

Artikel kesembilan ditulis oleh Sri Hadijah Arnus yang menghadirkan topik kajian “Literasi Media: Cerdas dan Bijak dalam Menikmati Konten Media Sosial”. Tulisan ini memaparkan secara lugas dan informatif kepada pembaca bahwa pergeseran media massa konvensional ke media baru menimbulkan kemudahan dalam berkomunikasi diantaranya tidak adanya batasan ruang dan waktu, adanya interaktivitas yang tinggi dan sistem komunikasi yang desentralized, sehingga khalayak tidak lagi pasif menerima informasi, tetapi dapat pula berperan menyebarkan informasi. Hal ini berimplikasi pada banyaknya informasi yang menerpa khalayak baik yang berdampak positif maupun negatif bagi khalayak. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan diantaranya banyaknya beredar berita bohong atau hoax dan konten media yang dapat memberikan pengaruh negatif seperti adanya perubahan persepsi khalayak, terbentuknya sikap stereotipe yang dapat berdampak pada terancamnya persatuan dan kesatuan bangsa dan perpecahan antar suku dan agama. Melihat fenomena tersebut dipandang penting adanya literasi media bagi khalayak agar mereka lebih kritis dalam memilah konten media dan mampu menganalisis isi media. Pemahaman literasi media dapat dilakukan melalui sistem pendidikan formal yaitu dengan cara memasukkan literasi media ke dalam kurikulum pendidikan sekolah. Literasi media juga dapat diberikan pada pendidikan non formal seperti dengan mengadakan seminar, pelatihan, taman pendidikan al-Qur’an, forum keagamaan seperti majelis taklim dan forum organisasi kemasyarakatan.

Jurnal Al-Munzir Volume 10 No. 1 Mei 2017 ini ditutup dengan Artikel yang ditulis Muhammad Syahrul Mubarak dengan tema “Realisasi Komunikasi Manusia pada Allah (Studi Atas Penafsiran Surah al-Fatihah dalam Tafsir at-Tanwir”. Artikel ini membicarakan mengenai realisasi komunikasi yang dibangun manusia sebagai hamba kepada Allah sebagai Sang Pencipta. Dimana ada pola komunikasi yang baik dan dibangun secara dua arah. Sehingga apa yang disampaikan oleh Allah dalam firman-firman-Nya dapat dimaknai serta diterjemahkan dengan baik oleh manusia dalam kehidupan. Pembahasan komunikasi tersebut berdasarkan penafsiran surah al-Fatihah yang terdapat dalam Tafsir At-Tanwir. Tulisan ini menyimpulkan bahwa komunikasi yang terbaik antara hamba dengan Allah berdasarkan petunjuk al-Qur’an tersebut merupakan bentuk dari realisasi komunikasi manusia pada Allah yang paling baik.

 

 

 

 

 

VOL.9. NO. 2 NOVEMBER 2016
No 2 (2016)

Al-Munzir Volume 9 No. 2 November 2016 terdiri dari sepuluh artikel. Artikel-artikel tersebut ditulis oleh para dosen Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kendari dan dosen IAIN Palopo, Univeritas Muslim Indonesia Makassar dan Unversitas Halu Oleo Kendari. Artikel-artikel dalam Jurnal Al-Munzir ini adalah edisi kedua di tahun 2016.

Artikel-artikel dalam jurnal ini dikumpulkan dari para penulis lalu diolah dan diedit oleh penyunting/editor untuk disesuaikan dengan ketetuan dan gaya tulisan yang dipersyaratkan oleh Jurnal Al-Munir.

Artikel pertama ditulis oleh Abdul Gaffar yang mengangkat tema “Jejak Peradaban Islam di Dunia Barat”. Hingga kini jejak peradaban Islam di dunia barat masih dapat kita tapaki. Dalam bidang sains dan teknologi Islamlah yang telah berjasa mengangkat Barat dan Eropa dari kelepan yang menyelimuti mereka selama berabad-abad. Islam telah memulai star awal yang sangat baik dalam berbagai bidang kemajuan sehingga menjadikan Barat dan Eropa bisa semaju sekararng.

Artikel kedua ditulis oleh Akhmad Sukardi dengan fokus kajian “Media Massa Dalam Proses Dakwah”. Menurutnya, media massa seharusnya menjadi da’i atau muballigh yang terorganisasi dan terlembagakan dengan manajemen yang baik serta didukung oleh berbagai unsur, tersedianya banyak da’i terpercaya, teknologi informasi yang canggih, serta didukung citra dan opini publik yang positif terhadap dakwah..

     Artikel ketiga ditulis oleh Aminuddin dengan tema “Media Dakwah”. Dalam pandangan penulis bahwa, Dakwah, tidak cukup hanya mengandalkan metode tradisional, seperti melalui ceramah-ceramah dan pengajian-pengajian yang masih menggunakan media komunikasi oral atau tutur. Penggunaan media-media komunikasi modern sesuai dengan tarap perkembangan daya pikir manusia harus dimanfaatkan sedemikian rupa, agar dakwah Islam lebih kena sasaran dan tidak out of date. Diantara media-media modern adalah media celuler. Proses dakwah terjadi karena adanya interaksi antara da’i (komunikator), penerima/pendengar, lingkungan dan sarana/media dakwah. Unsur-unsur tersebut merupakan sebuah sistem yang saling mempengaruhi dalam suatu aktivitas dakwah.

Artikel keempat ditulis oleh Aswan. Artikel ini berbicara mengenai “Sosial Kontrol dan Media Baru”. Dalam tulisan tergambar jelas berbagai ekspresi tekstual dan ekspresi visual para Facebookers, mereka tidak hanya melakukan pengawasan terhadap kinerja pemerintahan yang timpang, tetapi juga menyimpangkan berbagai makna secara berlebihan. Tampilnya kinerja buruk pemerintah dengan berbagai pewajahan, bentuk, dan karakter menjadi warna-warni citra yang disuguhkan facebookers.

 Artikel kelima ditulis oleh Mansur yang mengangkat  tema “Varian Perilaku  Menyimpang Remaja”. Penulis secara kritis menyoroti perilaku para remaja saat ini yang berada dalam pusaran perilaku yang tidak semestinya di miliki oleh generasi pelanjut kepemimpinan bangsa. Sex bebas, aborsi, minum minuman beralkohol, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, tawuran pelajar, penodongan dan sebagainya merupakan sederet perilaku yang saat ini menjadi kebiasaan menyimpang remaja yang tak kunjung ditemukan sosulsinya.

Artikel keenam ditulis oleh Rivi Handayani yang dengan elegan memaparkan fakta “Representasi Kecantikan Perempuan Berhijab Melalui Istagram”. Dalam artikel ini diurai secara gamblang bahwa mitos kecantikan masih eksis tetapi dalam bentuk strategi berbeda, representasi kecantikan melalui displin tubuh dipertontokan melalui kulit dan make up. Pada akhirnya perempuan berhijab dalam konteks ini tetap tidak bisa melepaskan diri dari mitos kecantikan. Norma-norma agama dikompromikan dengan modernitas dan komersil tidak bisa menghilangkan mitos yang telah ada.

Artikel ketuju ditulis oleh Ros Mayasari yang mengusung tema “HubunganPemaknaan Terhadap Peristiw Konflik Antar Agama Dengan Toleransi Beragama”. Menurut analis penulis bahwa subyek penelitian tidak dapat melupakan kejadian saat konflik dan mengalami perasaaan trauma, tetapi subyek memiliki sikap positif terhadap toleransi antar umat beragama. Bahkan, sikap toleransi yang dimilikinya terkategori sebagai toleransi yang aktif. Peristiwa konflik antar umat beragama yang dialami oleh anak usia dini, dapat berkembang menjadi sikap positif terhadap agama lain disebabkan pemaknaan peristiwa konflik yang diberikan oleh orang tua, menjauhkan mereka dari lokasi konflik dan penanaman nilai-nilai toleransi dengan landasan agama. Implikasi untuk pendidikan perdamaian bagi mereka yang menyaksikan konflik dimulai dari merekonstruksikan makna konflik dan menguatkan keyakinan tentang nilai-nilai perdamaian dan toleransi beragama.

Artikel kedelapan ditulis oleh Sri Hadijah Arnus. Penulis secara lebih khusus mengkaji sebuah film “Membangun Citra Positif Islam Melalui Film 99 Cahaya di Langit Eropa”. Dalam tulisan dipaparkan bahwa salah satu media komunikasi yang mendukung public relations adalah film, oleh karena itu penulis melakukan analisis semiotik dengan teori John Fiske, terhadap adegan dan dialog dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa. Hasil analisis film tersebut menggambarkan peradaban Islam pernah jaya di Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama besar, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Film ini juga menggambarkan bagaimana beratnya hidup sebagai minoritas muslim di Eropa. Film ini dapat membangun citra positif Islam

Artikel kesembilan ditulis oleh Sitti Fauziah yang menghadirkan topik kajian “Kesantunan Sebagai Kajian Sosiolinguistik”. Tulisan ini memaparkan secara informatif kepada pembaca bahwa kesantunan berbahasa sebagai kajian sosiolinguistik didasari oleh pandangan para sosiolinguis bahwa sosiolinguistik mengkaji hubungan antara bahasa dan masyarakat. Varian penggunaan bahasa menunjukkan adanya faktor-faktor sosial yang terlibat. Faktor-faktor itu adalah faktor pengguna bahasa, partisipan, seting sosial, dan fungsi interaksi. Pengguna bahasa misalnya antara mahasiswa-mahasiswa, mahasiswa-mahasiswi, mahasiswa-dosen atau dosen mahasiswa. Sedangkan seting sosial atau konteks sosial misalnya di kelas. Kemudian, fungsi interaksi yang berkaitan dengan tujuan berinteraksi, misalnya tujuan informatif, sosial..

Jurnal Al-Munzir Volume 9 No. 2 November 2016 ini ditutup dengan Artikel Zelfia yang menghadirkan tema “Dampak Kecanduan Media Sosial Pada Hasil Belajar”. Dalam artikel ini dipaparkan secara panjang lebar bahwa ketergantungan kepada media sosial menimbulkan kecemasan dan kegelisahan ketika tidak dapat mengakses media/jejaring sosial yang dapat mempengaruhi proses belajar. Rata-rata mahasiswa yang diperbolehkan menggunakan media personal secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang tidak diperbolehkan menggunakan media personal. Dapat disimpulkan bahwa tidak adanya teknologi merupakan kondisi yang cukup menekan dan menyebabkan turunnya performa belajar.

 

VOL.9. NO. 1 MEI 2016
No 1 (2016)

Alhamdulillah rabb al-‘alamin, Jurnal al-Munzir Volume 9 Nomor 1, Mei 2016 bisa terbit kembali dengan memuat sepuluh artikel. Abdul Azis mengawali dengan tulisan yang menyoroti masalah perlunya nuansa yang inklusif dan humanis dalam pendidikan.

Selanjutnya, tulisan tentang dakwah dalam mengatasi problematika remaja ditulis oleh Akhmad Sukardi. Dalam tulisannya, ia mengemukakan bahwa keberhasilan dakwah di kalangan remaja tidak hanya ditentukan oleh da’i saja dengan ilmu dakwahnya, tetapi harus ditunjang baiknya kordinasi dengan pemuka masyarakat, pemerintah, orang tua, guru, dan dengan penggunaan sarana teknologi, sarana olah raga dan seni (penyaluran bakat dan minat remaja).

Artikel berikutnya ditulis oleh Aminudin yang mengulas secara teoretis tentang konsep dasar dakwah, dari segi makna, dasar hukum, tujuan, dan metode dakwah yang mesti diperhatikan dalam rangka pelaksanaan Islalm sebagai sebagai suatu ajaran yang mesti diwujudkan dalam action amaliah.

Artikel berikutnya berjudul Fungsi Qir’at terhadap Makna Ayat Al-Qur’an (Khusus Juz ke-30). Tulisan Amri ini membuktikan bahwa perbedaan qirāat yang terdapat pada juz ke-30, ternyata lebih banyak tidak berfungsi membedakan makna. Dari 37 surah, hanya 7 surah yang terdapat perbedaan qirāat di dalamnya yang berfungsi sebagai pembeda makna, 23 surah yang tidak berfungsi sebagai pembeda makna dan 7 surah yang tidak terdapat perbedaan qirāat di dalamnya.

Masih terkait tafsir, Muh. Hasdin Has menulis Konstribusi Tafsir Nusantara untuk Dunia (Analisis Metodologi Tafsir Al-Misbah Karya M. Quraish Shihab). Dalam artikelnya, ia mengemukakan bahwa Tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab merupakan karya besar yang memberikan beberapa alternatif solusi menghadapi berbagai permasalahan pada masa modern dengan mengemukakan petunjuk-petunjuk tersebut dalam bahasa yang mudah dimengerti dan indah didengar.

Tulisan selanjutnya berjudul Hambatan Komunikasi Anak Autis. Artikel Mansur ini mengulas suatu hambatan yang dihadapi anak autis dalam komunikasi yang disebabkan adanya kesulitan dalam mengkomunikasikan keinginannya baik secara verbal (lisan/bicara) maupun non verbal (isyarat/gerak tubuh dan tulisan).

Artikel selanjutnya berjudul Bahasa Quraisy sebagai Bahasa Persatuan Timur Tengah yang ditulis oleh Nasri Akib. Menurutnya, bahasa Arab Quraisy memiliki keistimewaan karena banyak digunakan dalam karya sastra di kalangan pemuka Arab, juga secara politik ekonomi sangat diuntungkan karena suku ini berdomisili di Makkah yang merupakan pusat peradaban Arab, serta terpilihnya sebagai bahasa Islam dengan digunakannya sebagai bahasa wahyu.

Artikel berikutnya berjudul Manajemen Organisasi Dakwah. Tulisan Hasan Basri ini menegaskan bahwa keberadaan organisasi dalam Islam merupakan potensi besar yang akan menjadi berkah bagi umat Islam jika dalam organisasi itu terdapat persepsi yang sama tentang masalah pokok umat Islam dan solusi mendasar dari Islam yang harus diambil; dan adanya sinergi berbasis ideologis antara organisasi Islam untuk mewujudkan Islam yang akan mewujudkan rahmat bagi seluruh manusia.

Tulisan berikutnya berjudul Sistematika ayat dan Surah Al-Qur’an. Artikel yang ditulis oleh Fatirawahidah ini menjelaskan bahwa susunan ayat al-Qur’an merupakan tauqifi, sedangkan susunan surahnya ada ulama yang berpendapat sebagai tauqifi, ada pula yang menyatakan ijtihadi, dan ada juga yang berpendapat sebagian surah al-Qur’an adalah tauqifi dan sebagiannya lagi ijtihadi.

Artikel terakhir berjudul Analisis Pengembangan Dakwah melalui Standup Comedy yang ditulisan oleh Nurdin. Menurutnya, salah satu pendekatan dakwah yang perlu mendapat perhatian dari kalangan penggiat dakwah adalah stand up comedy yang karena memanfaatkan media diyakini akan efektif untuk mengembangkan dakwah dengan jangkaun luas. Meskipun demikian hematnya, penting dijaga agar tidak hanya asal menghibur, tetapi perlu dikemas dalam bahasa yang mengandung pesan dan  nilai Islam.

 

Selamat membaca…!

 

 

Kendari, 1 Mei 2016

Redaktur,

 

 

Akhmad Sukardi

VOL 8 NO.2 NOVEMBER 2015
No 2 (2015)

Alhamdulillah, Jurnal al-Munzir bisa terbit kembali. Pada Volume 8 Nomor 2, November 2015 ini menghadirkan sebelas artikel diawali oleh tulisan Akhmad Sukardi berjudul Dakwah pada Masyarakat Pedesaan, Suatu Tinjauan Sosiologis. Menurutnya, dakwah pada masyarakat pedesaan mesti dilaksanakan melalui pendekatan bahasa, struktur, dan kultur, mengingat karakteristik masyarakat yang masih menjunjung tinggi ketaatan pada tradisi dan agama, dan memiliki kepedulian, dan bahasa yang sederhana.

Artikel kedua berjudul Efektivitas Dakwah, Tinjauan Psikologi Komunikasi. Tulisan Aminudin ini menyoroti pendekatan psikologi komunikasi dalam pelaksanaan dakwah agar pesan dakwah dapat diserap, dihayati, dan direspon oleh komunikan secara positif.

Artikel ketiga berjudul Israiliyat dalam Tafsir Al-Thabari. Dalam kajiannya, Basri Mahmud menemukan sejumlah riwayat dalam al-Tabari, terdapat isra’iliyat sebagai salah satu sumber penafsiran yang digunakan, baik yang sejalan dengan kesucian Islam atau yang tidak, termasuk yang mauquf.

Artikel keempat berjudul Manajemen Dakwah Nabi Saw di Madinah. Tulisan Hasan Basri ini membahas peran Negara sebagai hamil al-da’wah melalui penerapan Islam secara praktis dan menyeluruh dalam negeri serta aktivitas dakwah dan jihad ke luar negeri yang telah menghasilkan peradaban gemilang dan bertahan memimpin dunia lebih 13 abad.

Tulisan kelima berjudul Studi Penafsiran Sayid Qutub tentang Nasakh dalam Tafsir fī Zilāl al-Qur’ān. Artikel yang ditulis Muhammad Hasdin Has ini membahas nasakh dalam Al-Qur’an yang menurut Sayyid Qutb bukan penghapus, tetapi identik dengan al-munāsabah, yakni keterkaitan ayat yang turun sebelumnya dengan sesudahnya sebagai penyempurna dan mendatangkan hukum yang lebih baik.

Artikel keenam berjudul Dakwah Terumbu Karang, Membumikan Karakter Ekologis melalui Penguatan Kapasitas Kelembagaan pada Masyarakat Pesisir Kepulauan Tukang Besi. Dari hasil penelitiannya, Nurdin merekomendasikan pentingnya peran da’i yang berkarakter dan berwawasan ekologis dalam penguatan kapasistas kelembagaan, sistem dan manajemen dakwah agar terwujud masyarakat bernalar ekologis, dapat menjaga kelestarian lingkungan Wakatobi sebagai bendahara biodiversitas dunia yang utama.

Artikel berikutnya ditulis oleh Rahmawati dengan judul Peran Akhlak Tasawuf dalam Masyarakat Modern. Dalam tulisannya, ia menekankan perlunya pendekatan akhlak tasawuf guna meraih kesegaran spiritual, melepaskan diri dari kebingungan dan kegelisahan, serta mereduksi sifat materialialistik-hedonistik dan frustasi.

Artikel selanjutnya ditulis oleh Samsu. Dalam tulisannya yang berjudul Interaksi Sosial Muslim kepada Nonmuslim, ia mengemukakan interaksi sosial muslim kepada nonmuslim diwujudkan melalui sikap saling menghargai dan menghormati, didasarkan pada prinsip moralitas Islam berupa saling mengenal, kompromi, berlaku adil, saling membantu, mematuhi aturan, dan menjunjung tinggi persamaan.

Tulisan kesembilan berjudul Pemakaian Bahasa Daerah dalam Situasi Kontak Bahasa. Artikel yang ditulis Sitti Fauziah M. ini menjelaskan bahwa kontak bahasa dapat memunculkan peristiwa lingua franca yang di dalamnya terdapat bahasa pidgin dan kreol. Selain itu, akibat kontak bahasa juga terjadi bilingualisme, diglosia, interferensi, konvergensi, integrasi, dan pergeseran bahasa.

Artikel berikut berjudul Computer Mediated Communication (CMC), Pola Baru Berkomunikasi. Dalam artikelnya, Sri Hadijah Arnus menjelaskan terjadinya pergeseran pola komunikasi masyarakat dari komunikasi yang dahulu hanya dilakukan face to face, ke komunikasi melalui media sosial yang berdampak secara sosial, ekonomi dan psikologis sehingga mesti bijak dalam penggunaan CMC.

Artikel terakhir berjudul Sikap Para Pengekor Hawa Nafsu dan Kelompok Sesat terhadap Assunnah Sebagai Hujjah. Tulisan Sulaemang L. ini membahas kerancuan argumen pengingkar sunnah yang hanya mengikuti hawa nafsu lalu mengabaikan sunnah karena beranggapan al-Qur’an sudah cukup sebagai representasi ajaran Islam.

 

Selamat membaca…!