No 2 (2016)
VOL.9. NO. 2 NOVEMBER 2016
DOI: http://dx.doi.org/10.31332/am.v9i2Al-Munzir Volume 9 No. 2 November 2016 terdiri dari sepuluh artikel. Artikel-artikel tersebut ditulis oleh para dosen Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kendari dan dosen IAIN Palopo, Univeritas Muslim Indonesia Makassar dan Unversitas Halu Oleo Kendari. Artikel-artikel dalam Jurnal Al-Munzir ini adalah edisi kedua di tahun 2016.
Artikel-artikel dalam jurnal ini dikumpulkan dari para penulis lalu diolah dan diedit oleh penyunting/editor untuk disesuaikan dengan ketetuan dan gaya tulisan yang dipersyaratkan oleh Jurnal Al-Munir.
Artikel pertama ditulis oleh Abdul Gaffar yang mengangkat tema “Jejak Peradaban Islam di Dunia Barat”. Hingga kini jejak peradaban Islam di dunia barat masih dapat kita tapaki. Dalam bidang sains dan teknologi Islamlah yang telah berjasa mengangkat Barat dan Eropa dari kelepan yang menyelimuti mereka selama berabad-abad. Islam telah memulai star awal yang sangat baik dalam berbagai bidang kemajuan sehingga menjadikan Barat dan Eropa bisa semaju sekararng.
Artikel kedua ditulis oleh Akhmad Sukardi dengan fokus kajian “Media Massa Dalam Proses Dakwah”. Menurutnya, media massa seharusnya menjadi da’i atau muballigh yang terorganisasi dan terlembagakan dengan manajemen yang baik serta didukung oleh berbagai unsur, tersedianya banyak da’i terpercaya, teknologi informasi yang canggih, serta didukung citra dan opini publik yang positif terhadap dakwah..
Artikel ketiga ditulis oleh Aminuddin dengan tema “Media Dakwah”. Dalam pandangan penulis bahwa, Dakwah, tidak cukup hanya mengandalkan metode tradisional, seperti melalui ceramah-ceramah dan pengajian-pengajian yang masih menggunakan media komunikasi oral atau tutur. Penggunaan media-media komunikasi modern sesuai dengan tarap perkembangan daya pikir manusia harus dimanfaatkan sedemikian rupa, agar dakwah Islam lebih kena sasaran dan tidak out of date. Diantara media-media modern adalah media celuler. Proses dakwah terjadi karena adanya interaksi antara da’i (komunikator), penerima/pendengar, lingkungan dan sarana/media dakwah. Unsur-unsur tersebut merupakan sebuah sistem yang saling mempengaruhi dalam suatu aktivitas dakwah.
Artikel keempat ditulis oleh Aswan. Artikel ini berbicara mengenai “Sosial Kontrol dan Media Baru”. Dalam tulisan tergambar jelas berbagai ekspresi tekstual dan ekspresi visual para Facebookers, mereka tidak hanya melakukan pengawasan terhadap kinerja pemerintahan yang timpang, tetapi juga menyimpangkan berbagai makna secara berlebihan. Tampilnya kinerja buruk pemerintah dengan berbagai pewajahan, bentuk, dan karakter menjadi warna-warni citra yang disuguhkan facebookers.
Artikel kelima ditulis oleh Mansur yang mengangkat tema “Varian Perilaku Menyimpang Remaja”. Penulis secara kritis menyoroti perilaku para remaja saat ini yang berada dalam pusaran perilaku yang tidak semestinya di miliki oleh generasi pelanjut kepemimpinan bangsa. Sex bebas, aborsi, minum minuman beralkohol, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, tawuran pelajar, penodongan dan sebagainya merupakan sederet perilaku yang saat ini menjadi kebiasaan menyimpang remaja yang tak kunjung ditemukan sosulsinya.
Artikel keenam ditulis oleh Rivi Handayani yang dengan elegan memaparkan fakta “Representasi Kecantikan Perempuan Berhijab Melalui Istagram”. Dalam artikel ini diurai secara gamblang bahwa mitos kecantikan masih eksis tetapi dalam bentuk strategi berbeda, representasi kecantikan melalui displin tubuh dipertontokan melalui kulit dan make up. Pada akhirnya perempuan berhijab dalam konteks ini tetap tidak bisa melepaskan diri dari mitos kecantikan. Norma-norma agama dikompromikan dengan modernitas dan komersil tidak bisa menghilangkan mitos yang telah ada.
Artikel ketuju ditulis oleh Ros Mayasari yang mengusung tema “HubunganPemaknaan Terhadap Peristiw Konflik Antar Agama Dengan Toleransi Beragama”. Menurut analis penulis bahwa subyek penelitian tidak dapat melupakan kejadian saat konflik dan mengalami perasaaan trauma, tetapi subyek memiliki sikap positif terhadap toleransi antar umat beragama. Bahkan, sikap toleransi yang dimilikinya terkategori sebagai toleransi yang aktif. Peristiwa konflik antar umat beragama yang dialami oleh anak usia dini, dapat berkembang menjadi sikap positif terhadap agama lain disebabkan pemaknaan peristiwa konflik yang diberikan oleh orang tua, menjauhkan mereka dari lokasi konflik dan penanaman nilai-nilai toleransi dengan landasan agama. Implikasi untuk pendidikan perdamaian bagi mereka yang menyaksikan konflik dimulai dari merekonstruksikan makna konflik dan menguatkan keyakinan tentang nilai-nilai perdamaian dan toleransi beragama.
Artikel kedelapan ditulis oleh Sri Hadijah Arnus. Penulis secara lebih khusus mengkaji sebuah film “Membangun Citra Positif Islam Melalui Film 99 Cahaya di Langit Eropa”. Dalam tulisan dipaparkan bahwa salah satu media komunikasi yang mendukung public relations adalah film, oleh karena itu penulis melakukan analisis semiotik dengan teori John Fiske, terhadap adegan dan dialog dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa. Hasil analisis film tersebut menggambarkan peradaban Islam pernah jaya di Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama besar, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Film ini juga menggambarkan bagaimana beratnya hidup sebagai minoritas muslim di Eropa. Film ini dapat membangun citra positif Islam
Artikel kesembilan ditulis oleh Sitti Fauziah yang menghadirkan topik kajian “Kesantunan Sebagai Kajian Sosiolinguistik”. Tulisan ini memaparkan secara informatif kepada pembaca bahwa kesantunan berbahasa sebagai kajian sosiolinguistik didasari oleh pandangan para sosiolinguis bahwa sosiolinguistik mengkaji hubungan antara bahasa dan masyarakat. Varian penggunaan bahasa menunjukkan adanya faktor-faktor sosial yang terlibat. Faktor-faktor itu adalah faktor pengguna bahasa, partisipan, seting sosial, dan fungsi interaksi. Pengguna bahasa misalnya antara mahasiswa-mahasiswa, mahasiswa-mahasiswi, mahasiswa-dosen atau dosen mahasiswa. Sedangkan seting sosial atau konteks sosial misalnya di kelas. Kemudian, fungsi interaksi yang berkaitan dengan tujuan berinteraksi, misalnya tujuan informatif, sosial..
Jurnal Al-Munzir Volume 9 No. 2 November 2016 ini ditutup dengan Artikel Zelfia yang menghadirkan tema “Dampak Kecanduan Media Sosial Pada Hasil Belajar”. Dalam artikel ini dipaparkan secara panjang lebar bahwa ketergantungan kepada media sosial menimbulkan kecemasan dan kegelisahan ketika tidak dapat mengakses media/jejaring sosial yang dapat mempengaruhi proses belajar. Rata-rata mahasiswa yang diperbolehkan menggunakan media personal secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang tidak diperbolehkan menggunakan media personal. Dapat disimpulkan bahwa tidak adanya teknologi merupakan kondisi yang cukup menekan dan menyebabkan turunnya performa belajar.